Rabu, 02 April 2014

AKTOR BOLLYWOOD PERCAYA TAKHAYUL/ MITOS!!

Selebriti, kaya, multi talenta, terkenal, berpendidikan, tampan, demikian pujian yang diterima para aktor Bollywood. Tapi di balik semua kelebihan- kelebihan tersebut, ternyata para artis Bollywood amat percaya takhayul. Tak percaya? Berikut penuturannya.

1. Shahrukh Khan
Sebagian besar Rakyat Indonesia mengenal artis tampan berlesung pipi ini. Ya, pemeran Rahul dalam Film Blockbuster Kuch Kuch Hota Hai ini ternyata percaya takhayul loh.

a. Rahul
SRK, demikian dia biasa dipanggil, percaya jika nama Rahul adalah nama keberuntungannya dalam perfilman. Kuch- Kuch Hota Hai dan film terbarunya Chennai Express adalah beberapa contoh film yang memakai nama Rahul, dan benar saja, kedua film tersebut benar- benar sebuah kejutan!

b. Artis- artis yang dia anggap "MEMBAWA SIAL"
Shahrukh Khan tidak perlu script bagus untuk membuat filmnya terkenal. Demikianlah review beberapa orang. Memang benar demikian. Tapi, script yang bagus pun ternyata tak cukup untuk membuat sebuah film sukses. Sebut saja film Ra One, film Sci- Fi dengan visual effect yang sangat mahal ini, dengan script bagus, judul yang lain dari biasa, performance yang matang, ternyata tak cukup untuk membuat film ini Hits. Belakangan, tersiar kabar bahwa SRK bermusuhan dengan Kareena Kapoor dan Arjun Rampal, karena dianggap membawa sial pada filmnya tersebut. Well, dia pernah bermain bersama Arjun Rampal di film Don dan Om Shanti Om, dan cukup hits, pemirsa! No one knows the truth.

c. Scene Kereta Api
SRK sangat menyukai adegan kejar- kejaran di Kereta Api karena dianggap membawa keberuntungan dalam filmnya. Sebut Saja DDLJ, film paling laris pada tahun 1995. Mengulang keberuntungan yang sama, SRK mendaur ulang adegan tersebut di film Chennai Express. Di film Dil Se, Main Hoo Na, Kuch Kuch Hota Hai juga ada adegan Kereta Api loh. Hhehe

d. Angka 5
Plat mobil nomor 5 bisa dilihat di beberapa film SRK, misalnya Chennai Express

2. Salman Khan
Aktor paling sensasional dan fenomenal ini percaya bahwa gelang pemberian ayahnya adalah pembawa keberuntungan. Betul saja, filmnya seperti Dabangg, Dabangg 2, Jai Ho, Ready semuanya Box Office. Wah!
Salman juga percaya bahwa Idul Fitri adalah keberuntungan baginya. setiap filmnya yang rilis saat Eid sangat sukses!

3. Aamir Khan
Aamir percaya bahwa rilis film saat natal adalah keberuntungannya. 3 Idiots, Taare Zameen Par, Dhoom, adalah beberapa filmnya yang rilis saat natal

4. Hrithik Roshan
Awalnya malu, tapi ternyata Hrithi percaya jempol kembar di tangan kirinya adalah sebuah berkah dan pembawa keberuntungan.

5. Akshay Kumar
Dia percaya bahwa tattoo bertuliskan nama putranya Aarav Kumar Bhatia adalah pembawa keberuntungan. Dan jika film pertamanya dengan suatu aktris mendulang sukses, dia akan bermain lagi dengan artis itu untuk kedua, ketiga dan kesekian kalinya Contohnya saja Sonakshi Sinha. Bahkan saking merasa lucky dengan Sonakshi dia bahkan rela memakai jasa Sona meski hanya sebagai cameo di filmnya, sebut saja Boss, Joker, Rowdy Rathore.

Movie Review : Munna Bhai MBBS

Pernah nonton 3 Idiots? Ya, siapa yang tak mengenal film ini. Film paling fenomenal di India pada tahun 2009 ini telah berhasil membuat jatuh hati para penontonnya. Bukan hanya Bollymania saja, tapi juga yang bukan penikmat film India pun mengaku film ini luar biasa. Tapi kali ini kita tak akan membahas film itu. Yang akan kita bahas sekali ini adalah sebuah film dari produser dan sutradara yang sama dengan film 3 Idiots, yaitu Rajkumar Hirani dan Vidhu Vinod Chopra (Berasa pernah dengar, ‘kan? Hehehe). Baiklah, untuk yang sudah penasaran setengah hidup, ini dia reviewnya..
Cast :
Sanjay Dutt         : Munna(Murli Prasad Sharma)
Sunil Dutt            : Hari Prasad Sharma
Gracy Singh        : Dr. Suman(Chinky)
Boman Irani        : Dr. J.Asthana
Arshad Warsi     : Circuit
Jimmy Sheirghill: Zaheer

Berkisah di seputar kehidupan Munna, seorang bos mafia Mumbai. Dia dan kawan- kawan menyebut diri mereka sebagai Pekerja Sosial di bidang penanganan masalah keuangan. Pada suatu hari, saaat sedang beraksi, Munna mendapat surat dari kampung yang mengabarkan bahwa orang tuanya akan segera tiba di kota. Untuk menutupi kebohongannya, Munna berpura- pura menjadi dokter. Ayah dan Ibunya merasa bangga karena pemuda kampung yang terkenal sebagai preman sudah menjadi seorang dokter di kota metropolitan. Pada saat sedang olahraga pagi, Ayahnya tanpa sengaja bertemu dengan Dr. Asthana, seorang Dekan sekaligus dokter yang dulu pernah tugas di kamoung mereka. Mereka pun berusaha menjodohkan Munna dengan putri tunggal Dr. Asthana yaitu Chinki. Hari lamaran pun tiba, tapi malang tak dapat ditolak! Dr. Asthana mengetahui mengenai profesi Munna Bhai sesungguhnya dan mempermalukan dia dan orang tuanya. Ayah dan Ibunya pulang sambil terisak dan menanggung malu.
Merasa dendam karena telah mempermalukan kedua orangtua yang sangat disayanginya, Munna bertekad untuk menjadi dokter sungguhan. Berkat ‘bantuan’ Dr. Rustom Pavri, dirinya diterima di sekolah kedokteran paling terkenal di Mumbai, IMPERIAL MEDICAL COLLEGE yang malangnya dipimpin oleh musuhnya sendiri, Dr. Asthana. Kekacauan demi kekacauan pun terjadi, namun perlahan- lahan, tingkah Munna yang aneh mulai diterima oleh hampir semua sivitas kampus, kecuali Dr. Asthana itu sendiri. Munna dengan Jadoo Ki Jhappi nya ( Pelukan ajaib) memberi sihir sendiri bagi para pasien.
Bagaimana akhir kisah Munna di kampus tersebut? Berhasilkah dia menyabet gelar M.B.B.S (Gelar Dokter di India). Apa yang terjadi dengan kisah cintanya? Bagaimana reaksi kedua orang tua Munna? Tonton sendiri

Self Review :
Bagi yang sudah menonton film 3 Idiots terlebih dahulu, pasti juga terkagum- kagum dengan film ini. Bagi yang belum nonton, pasti lebih terkagum- kagum. Saya sendiri, menonton film ini sekitar tahun 2008 dan menonton film 3 Idiots tahun 2011. Jadi saat menonton film 3 Idiots saya hanya terbayang Munna Bhai tapi versi berbeda. Ada banyak kesamaan antara dua film ini, yaitu:
1.       Disutradarai dan diproduseri oleh pihak yang sama
2.       Tokoh utamanya jatuh cinta pada putri dekan
3.       ‘Villain’nya diperankan oleh orang yang sama : Boman Irani
4.       Watak karakter utamanya adalah : Pembuat ‘onar’, berusaha keluar dari sistem dan membawa perubahan,
5.       Sama- sama punya magic words yaitu ‘Jadoo ki Jhappi’ dan ‘aal izz well’

6.       Nama kampusnya mirip : Imperial Medical College dan Imperial Engineering College

Mardaani Versi Lia Susanti

IDE CERITA MARDAANI
SPECIAL HUT RANI MUKERJI

CAST:
Rani Mukerji as ACP Rani
Jishu Sengupta as Sam
Boman Irani as Chief Minister/ Perdana Menteri Mukesh
Priyanka Chopra as Priya/ Putri Mukesh
Aditya Roy Kapoor as Addie

Sore itu cukup cerah di kota metropolitan Mumbai. Sam yang baru pertama kali datang ke India sedang meminum segelas lemon tea di sebuah food court di salah satu pusat perbelanjaan Mumbai. Tadinya dia datang kesini berdua dengan temannya, Addie. Tapi setengah jam yang lalu, Addie pergi meninggalkannya dan berjanji akan secepatnya kembali.
Sam sendiri merupakan pria NRI, artinya pria berkebangsaan India yang tinggal di luar negeri. Sejak berusia lima tahun, ia dan kedua orang tuanya pindah ke London dan membuka usaha sendiri di sana. Sejak saat itu, mereka tak pernah kembali ke India. Sampai temannya yang bernama Addie mengajaknya ikut serta ke acara pertunangannya di desa kecil di distrik Punjab.
Awalnya, semua baik- baik saja, sampai tanpa sengaja matanya menangkap seorang gadis bertubuh mungil sedang berkelahi dengan beberapa pria berbadan kekar layaknya seorang bodyguard. Dia sangat heran bagaimana bisa orang- orang di sekitarnya hanya menonton saja tanpa ada niat membantu sedikitpun.
Dia terpukau melihat bagaimana wanita itu dihempaskan tubuhnya kesana kemari. Tapi, wanita itu bangkit lagi dan kembali menyerang mereka layaknya ksatria anti mati. Pukulan demi pukulan mendarat di tubuh pria- pria besar itu. Tubuhnya yang mungil seolah terbang dan menendang mereka satu per satu.
Tak tinggal diam, Sam meninggalkan minumannya dan berniat membantu wanita tangguh itu. Dia entah bagaimana caranya bisa sekompak itu dengan wanita yang belum dikenalnya dalam menghajar enam pria bertubuh raksasa.
Tak sampai lima menit, sekelompok sekuriti Mall datang dengan membawa senjata api. Musuh mereka yang tadinya sudah hampir dapat mereka kalahkan, melarikan diri begitu saja.
“BHAAG! BHAAG!” Teriak wanita itu padanya. Tapi memang dasarnya dia belum terbiasa dengan bahasa Hindi dia hanya tersenyum simpul, berharap wanita itu mengucapkan terima kasih padanya. Wanita yang tidak diketahui namanya itu kembali meneriakkan kata yang sama. Sam kali ini terlihat mematung, jidatnya berkerut pertanda dia tak mengerti apa yang diucapkan wanita itu.
Diseretnya Sam keluar dari Mall. Mereka berlari menuju tempat parkir. Dengan mata kepalanya sendiri dilihatnya wanita itu mengendarai mobil bahkan tanpa menggunakan kunci. Dia semakin bertanya- tanya wanita seperti apa yang sedang dijumpainya ini? Mungkinkah dia penjahat?
Hari sudah menjelang malam. Mereka berdua masih duduk kaku di dalam mobil di sebuah jalanan sepi.
“Achcha bhai, kahan hai tumhara ghar?” Tanya wanita itu padanya. Memecah keheningan mereka. Sam yang sedari tadi sedang menunggu panggilan dari Addie terkejut.
“Can you speak slowly, please? Aku baru di India aku kurang lancar berbahasa Hindi”
“Oh, sorry. Maksudku, kemana aku harus mengantarmu? Kita harus segera berpisah sebelum yang punya mobil sadar dia telah kehilangan mobilnya”
“What are you? A thief? Don? Gangster?” Tanya Sam dengan mimik wajah penasaran.
“Kenapa kau begitu tertarik?” Dia balik tanya tanpa menghiraukan rasa penasaran Sam
“No, bukan! Maksudku, wanita seperti apa yang berkelahi dengan enam pria sangar, tubuhnya dihempaskan kesana kemari tanpa merasa sakit sedikitpun? Wanita seperti apa yang mencuri mobil seseorang dari tempat parkir? Aku sendiri belum pernah melakukannya”
“Namaku Rani, Rani Ahuja”
“Dan pria- pria tadi?”
“Preman. Ok tell me, alamatmu dimana?”
“Sebenarnya aku tinggal di hotel, tapi aku tak hafal nama hotelnya. Dan temanku, si Addie sialan itu belum menghubungiku sampai sekarang. Dia pasti sedang asyik mabuk- mabukan.”
“Okaylah, kau bisa tinggal denganku malam ini, sampai temanmu itu menelepon”
“What?”
“Hei, tenang saja! Jangan seperti anak perawan seperti itu! Aku tak akan memperkosamu. Lagi pula kau bukan tipeku, mengerti?”
“Haha, so funny!” Jawab Sam ketus. Tapi bagaimanapun, dia mengikuti Rani ke flat kecil di sudut kota Mumbai.
“Hei, kau polisi?” Tanya Sam, dia semakin kaget saat melihat photo di dinding flat Rani. Disitu terlihat jelas Rani menggunakan seragam polisi wanita. Rani hanya mengangguk kemudian masuk ke dalam kamarnya.
“Aku mau mandi dulu. Kau tunggu disini. Flat ini hanya punya satu kamar mandi, jadi kau akan mandi setelah aku.” Ucap Rani. Sam mengangguk.
Dihempaskan tubuhnya ke atas sofa. Untuk menghindari rasa bosan dia menghidupkan televisi berukuran 21 inch dan tiba- tiba wajahnya muncul disitu. Ternyata insiden siang tadi di Mall terekam kamera CCTV dan pihak Mall melaporkan mereka semua ke kantor polisi. Beruntungnya gambar CCTVnya buruk sehingga akan sulit untuk mengenali wajah asli pelaku.
“Aku selesai! Ini handuk, dan ini pakaian untukmu, kalau saja kau ingin mengganti pakaian”
“Ini baju siapa?”
“Baju ini milik almarhum abangku yang telah meninggal empat bulan yang lalu”
“Oh, I am sorry to hear that” ucap Sam dengan wajah sedih. Dia masuk ke dalam kamar mandi yang letaknya di dalam kamar tidur Rani.
Begitu selesai mandi, dilihatnya Rani sedang mengobati luka di sekujur tubuhnya dengan menggunakan alkohol. Dia begitu terpana melihat Rani tak meringis kesakitan sedikitpun. Gadis- gadis yang lain pasti sudah menangis menahan rasa sakit, tapi tidak demikian halnya dengan Rani. Dia seolah sangat menikmati luka itu.
“Hei, kau sudah selesai? Aku tahu pakaian itu akan cocok untukmu. Ukuran tubuh kalian mirip.” Tanya Rani panjang lebar begitu melihat Sam duduk bersanda di sofa.
“Kau tak terluka?” tanyanya lagi dengan ramah. Sam menggeleng lembut
“Siapa namamu?”
“Sam, Sam Prasad”
“Hmm, Sam. Bisa tolong bantu aku mengobati punggungku? Tanganku tak sampai. Rasanya perih sekali” Rani menyodorkan kapas dan sebotol alkohol kepadanya. Dengan tangan gemetar, Sam meraih alkohol itu dan mengoleskannya dengan sangat perlahan ke punggung Rani. Sesekali ditariknya tanktop Rani untuk mengobati lukanya yang tertutup kain. Dirasakan jantungnya bergetar setiap kali dia menyapukan alkohol ke bagian yang luka. Bukan! Bukan karena dia takut. Ada sesuatu yang salah sejak pertama dia melihat gadis yang kini duduk membelakanginya itu. Dia tahu dia sudah menyukai gadis itu di detik pertama dia melihat Rani dari jarak dekat.
Dia ingat bagaimana rambut panjangnya beruraian setiap kali menghajar preman- preman itu. Mungkin terasa begitu cepat, tapi dia benar- benar telah jatuh cinta.
“Ngomong- ngomong sedang apa kau disini? Maksudku di Mumbai” Rani membuyarkan lamunannya.
“Hm, temanku, Addie akan tunangan minggu depan. Kami baru tiba kemarin malam, jadi kami memutuskan untuk pergi ke desa temanku itu besok sore”
“Oh I see, jadi keluarganya Addie?”
“Keluarganya sudah berangkat duluan minggu lalu, katanya mempersiapkan pesta”
Tak lama kemudian rasa kantuk menghinggapi mereka. Rani tidur di kamarnya, sementara Sam tidur di sofa di ruang tamu

*#*#*#*#*
Keesokan paginya. Rani sedang menyiapkan sarapan saat Sam menghampirinya ke dapur. Rani menyapa pria itu dengan ramah.
“Addie sudah di bawah. I gotta go”
“Sepagi ini? Kenapa cepat sekali. Ajak temanmua untuk sarapan sekalian” Rani tak tahu kenapa rasa kehilangan tiba- tiba merasukinya saat ia mendengar Sam harus pergi
“I would love to, tapi dia sudah terlalu lama menunggu”
“Baiklah, akan kubungkuskan sedikit sarapan ini untukmu dan temanmu.” Rani mengambilkan dua kotak makan siang yang biasanya dibawa untuk bekal makan siangnya di kantor. Sambil menahan air mata, dia memasukkan satu per satu roti, acar, dan sayuran ke dalam kotak itu.
“Rani, kau kenapa?” Sam menyadari ada yang salah.
“Aku, aku tak apa.”
“You okay? Tum theek to ho na?”
“Haan, main bilkul thik hoo. Ini, pergilah, temanmu sudah menunggu terlalu lama. Dan mengenai yang kemarin, terima kasih banyak.”
Sam meraih bungkusan dari tangan Rani. Diraihnya beserta tangan kanan gadis itu. Dengan perlahan ditariknya tubuh mungil Rani ke dalam pelukannya.
“Aku pasti akan merindukanmu, teman pertamaku di India”
“Datanglah kesini setiap kali kau ada waktu. Pintu ini selalu terbuka untukmu”

                                                            *#*#*#*#
Demikianlah, ditatapnya kepergian Sam dan punggungnya yang semakin menjauh. Dari teras flatnya dengan wajah sedih, dia memandangi mobil taksi yang ditumpangi Sam menghilang di ujung jalan.
Hidup harus terus berlangsung. Lagi pula akan terasa aneh kalau dia mengatakan dirinya mencintai pria yang baru ditemuinya semalam. Dia berangkat ke kantor polisi tempatnya bekerja dengan menaiki bus.
Setibanya disana atasannya langsung memanggil dirinya ke kantor. Perasaannya mengatakan ada sesuatu yang salah.
“Ada apa, Pak?” tanyanya setelah memberi hormat.
“Aku dengar kemarin kau membuat kekacauan lagi di Mall.”
“Ya Pak.”
“Dan kau tahu anak buah siapa yang sedang kau hadapi?”
“Ya Pak”
“Kau tahu kemarin kau sedang off duty?”
“Ya Pak”
“Aku menyesal harus mengatakan ini. Tapi barusan Pak Mukesh, Perdana Menteri yang anak buahnya kau hajar hingga babak belur itu, menelepon, dan memintamu untuk dipecat secara tidak hormat”
“Tapi Pak”
“Rani, kau membuat posisi saya sulit. Kau tahu, kau adalah polisi terbaik di bagian kriminal. Di divisimu sendiri tak ada polisi lain yang lebih baik dari dirimu. Tapi kau tahu, musuhmu itu bukan orang sembarangan. Kau seharusnya sadar itu sebelum bertindak”
“Tapi, Pak. This is not fair! Anak buahnya yang menghajar saya terlebih dahulu. Saya sedang santai minum teh di Mall dan mereka menghampiri saya”
“We have no option. Bahkan F.I.R terhadap dirimu sudah masuk ke kita. Mereka mengajukan tuntutan untukmu. Sekarang kau juga harus dipenjara berdasarkan tuduhan mereka.”
“Hukum seperti apa yang sebenarnya berlaku disini? Dan itu, patung wanita dengan timbangan dan mata tertutup itu maksudnya apa? Dan, dan, dan foto Mahatma Ghandi yang tertempel di dinding dibelakang bapak itu maksudnya apa? Kita polisi tapi kita tak dapat menegakkan keadilan untuk kita sendiri? Aneh sekali!”
“Baiklah, kau bisa keluar. Saya akan menghubungi Pak Mukesh terlebih dahulu untuk berusaha memperjuangkanmu. Saya akan berusaha sebaik mungkin”
                                                                        *#*#*#*#
Belum lagi jernih pikirannya semenjak ditinggal pria yang baru dikenalnya, kali ini batin Rani semakin berkecamuk. Berita seperti apa yang didapatnya pagi ini? Benar- benar merusak moodnya seharian. Pensil yang tadinya terletak di atas meja, diambilnya. Gigi- gigi kecilnya itu menggigit ujung pensil. Kakinya tak berhenti bergetar di bawah meja. Setiap kali dia sedang bad mood, dia pasti akan bersikap begitu. Tak lama kemudian, pikirannya melayang jauh. Ke masa yang tak terlalu jauh dari sekarang.
Empat bulan lalu, abangnya, Shiv Ahuja, yang juga merupakan perwira polisi jujur, tewas terbunuh saat sedang menginvestigasi kasus penjualan wanita di bawah umur yang sedang marak terjadi di India. Pemerintah dengan tegas mengatakan tewasnya Shiv adalah murni kecelakaan, dalam istilah kepolisian India disebut kasus A Final, dimana kasus tersebut langsung ditutup dan dianggap kecelakaan murni.
Awalnya, Rani beserta keluarganya memang percaya dengan pernyataan pemerintah. Sampai tak lama kemudian, Rani yang sedang merindukan Shiv, membuka laptop pribadi milik abang satu- satunya itu, dan menemukan beberapa bukti yang sempat didapat Shiv saat melakukan penyelidikan. Foto- foto di dalam laptop itu jelas- jelas menunjukkan wajah Perdana Menteri Mukesh dan beberapa anak buahnya beserta beberapa anak gadis di bawah umur dalam keadaan tersekap di sebuah gudang.
Di dalam laptop juga terdapat dokumen hasil penyelidikan Shiv dalam bentuk microsoft word yang sekiranya akan segera dia masukkan berkasnya ke kepolisian setempat. Namun belum sempat Shiv melakukannya, nyawanya telah direnggut di tengah jalan, di perjalanannya menuju kantor polisi.
Rani, tanpa sepengetahuan orang tuanya, menaikkan kembali kasus penculikan, penyekapan, dan penjualan anak di bawah umur itu. Sidang baru berjalan satu kali, saat tiba- tiba sepulang dari kantor, Rani mendapati kedua orang tuanya tewas bersimbah darah di rumahnya sendiri.
Itulah sebabnya Rani memutuskan untuk menyewa sebuah flat kecil saja. Dia tak sanggup untuk kembali ke rumahnya sendiri. Karena setiap kali dia menginjakkan kakinya ke rumah itu, tanpa disadarinya, air matanya menetes deras sekali. Dia selalu teringat akan kenangan indah dengan keluarganya di rumah itu.
Lamunan Rani terhenti saat tiba- tiba atasannya menepuk pundaknya lembut. Dengan sedikit terkejut, Rani mengusap air mata yang sempat bercucuran di wajahnya.
“Aku sudah bernegosiasi dengan Pak Perdana Menteri. Pak Mukesh mau mencabut ancamannya, asal, dengan syarat, kau dimutasi ke daerah terpencil di Andhra Pradesh, tepatnya di distrik Srikakulam, kau hanya menjadi petugas polisi biasa yang bertugas di kantor. Nanti sore, surat pindahmu mungkin sudah selesai, jadi kau bisa pindah ke Srikakulam besok. We will really miss you, Rani”
                                                                        *#*#*#*#*#
“Rani! Kau Rani kan?” Seseorang berteriak dari belakang Rani. Dia sedang berbelanja di pasar kecil. Dengan sigap dia membalikkan badannya. Dilihatnya seorang pria bertubuh tegap berjalan gagah ke arahnya.
“Remember me?” Tanyanya
“Sam? Kau Sam?” Tanya Rani setengah tak percaya
“I can’t believe I could see ya here. Gadis Mumbai di distrik Punjab, hah? Sedang apa disini?” Tanya Sam, dia terlihat excited sekali melihat kedatangan gadis yang terlah berhasil mencuri tidurnya itu. Rani tersenyum kecil. Senyuman yang memang tak bisa lepas dari kesehariannya.
“Aku... Disini.. Kurasa aku sedang membuntutimu” Jawabnya simpel sembari memainkan matanya. Benar- benar terlihat manja. Suara seraknya pun terdengar begitu seksi saat mengucapkan itu.
“Apa aku buronan yang telah mencuri hatimu?” Balas Sam yang disambut gelak tawa Rani. Sepertinya dia tak mau kalah dalam hal menggombal
“Sangat senang melihatmu disini. Aku kira kita tak akan pernah bertemu lagi.” Ucap Rani dengan tatapan mata kosong.
“Ya, padahal baru tiga hari yang lalu kita bertemu. Serasa kita sudah berteman cukup lama. Hei kau belum bercerita, kenapa bisa berada disini?”
“Dua hari yang lalu, aku dimutasi. Awalnya sih dipecat. Ceritanya panjang. Padahal dulunya aku akan naik pangkat dari ACP menjadi DCP. Tapi ya, mungkin, beginilah jalannya”
“Dimutasi? Kemana?”
“Ke Andhra Pradesh”
“Itu cukup jauh dari sini. Kenapa lantas bisa ke Punjab?”
“Aku belum melapor ke tempat tugasku yang baru. Aku pikir mungkin aku butuh waktu untuk berlibur. So, here I am. Terdampar disini. Kau sendiri sedang apa?”
“Aku, tadinya aku kemari dengan Addie dan calon tunangannya, tapi mereka sepertinya sedang ingin menikmati waktu berdua. Jadi aku pergi dari mereka, dan menemukanmu disini, thank goodness” Jawab Sam sambil tertawa kecil.
Perbincangan mereka berlanjut cukup lama. Tanpa terasa hari sudah malam. Dalam perjalanan menuju guest house tempat Rani menginap, mereka kebetulan sekali bertemu dengan Addie dan calon tunangannya yang ternyata, Priya, putri tunggal Perdana Menteri Mukesh yang juga musuh bebuyutan Rani sejak masa sekolah. Tidak, sebenarnya Rani tak pernah menganggapnya musuh. Justru sebaliknya, Priya yang sepertinya begitu alergi dengan Rani.
Priya sendiri, sejak awal melihat foto Addie dan melakukan video call dengannya melalui skype, sudah merasa sangat cocok dan menyukai Addie sehingga menyetujui perjodohan yang awalnya dia anggap sebagai tradisi bodoh. Namun, melihat Sam yang ternyata lebih tampan dan lebih berkarisma dibanding Addie, membuat rasa sukanya terhadap Addie luntur. Dia kini lebih menyukai Sam.
Melihat kedekatan dan keakraban Sam dengan Rani membuat Priya merasa sangat cemburu dan merasa panas hati. Dia memang selalu ingin menghancurkan Rani sebagaimana Rani tak pernah mengizinkan dirinya sedikit lebih di depan. Dari dulu, hampir dalam segala hal, Rani selalu mengalahkannya. Itu yang membuat Priya membenci dirinya.
“Kau disini?” Tanya Priya padanya dengan tatapan wajah sinis
“Ya, aku sedang berlibur”
“Aku kira kau sudah dipecat dari kepolisian”
“Sayang sekali harapanmu tak dikabulkan” Tantang Rani. Kedua tangannya disilang. Dia ingin tahu sejauh apa Priya bisa sinis terhadap dirinya.
“Any way, berhubung kau sudah disini. Aku mengundangmu datang ke pesta pertunanganku, akhir minggu ini. Kuharap kau bisa datang, siapa tahu kau akan mendapatkan jodohmu disana”
“Let’s see, jadwalku agak padat belakangan ini. Aku tak bisa janji”
“Hm, Rani, bisa aku minta nomormu. Just in case” Ucap Sam padanya, tak lama setelah pasangan Addie dan Priya meninggalkan mereka.

                                                                        *#*#*#*#
Awalnya Rani datang ke Punjab untuk menemui Sam. Dia benar- benar merindukan pria itu. Namun takdir berkata lain saat tanpa disadarinya ternyata calon tunangan Addie adalah Priya. Saat itulah Rani mendapat ide untuk menjebak Priya melalui Sam. Agak jahat memang, tapi mereka berdua sepertinya dengan mudah masuk sendiri ke dalam perangkap Rani.
Rani membuka jendela kamar guest housenya. Suasana di pedesaan Punjab memang lebih indah dari pada tempat manapun di India. Dia sudah mandi sejak pukul enam tadi. Dia memperbaiki salwar kameez berwarna biru yang dikenakannya pagi itu. Rambutnya sengaja dia gerai untuk mendapat kesan gadis India asli. Bibirnya juga sudah dilapisinya dengan lipstick berwarna pink lembut.
Dia tak sadar bahwa sedari tadi, dari luar jendela kamarnya, Sam sudah memperhatikan dirinya. Sam memang sengaja bangun lebih cepat pagi itu. Sejak pukul enam, dia sudah duduk di trotoar di seberang guest house tempat Rani menginap, hanya untuk melihat gadis yang disukainya.
Menyadar Sam menatap dirinya bahkan tanpa berkedip sekalipun, Rani tersenyum geli. Dia bergegas menghampiri pria itu.
“Sam, kau sedang apa?”
“Aku? Kau? Apa kau sudah sarapan?” Tanya Sam, gelagapan.
                                                            *#*#*#*#*
“Priya menyukaimu, aku bisa melihatnya” Celetuk Rani. Mereka sudah bersama sejak pagi. Menghabiskan waktu berjam- jam tanpa merasa bosan sedikitpun. Sam tertegun. Kenapa Rani mengatakan hal seperti itu padanya.
“Dia cemburu melihat kita bersama.”
“Itu hanya perasaanmu saja”
“Aku mengenal dia cukup lama. Setiap kali dia berucap sinis padaku, artinya dia sedang cemburu.”
“Aneh sekali”
“Aku ingin mengisahkan sesuatu padamu”Ucap Rani. Saat itulah dia menceritakan semuanya pada Sam. Tentang mengapa dia dihajar enam preman saat itu. Tentang siapa preman- preman itu. Tentang siapa musuh dia sebenarnya. Tapi dia tak menceritakan sampai kepada Priya dan rencananya menghancurkan Mukesh melalui putrinya sendiri
“Kau melawan seorang perdana menteri sendiri?” Tanya Sam seolah tak percaya. Tapi dilihatnya Rani mengangguk. Sangat pelan, tapi Sam dapat melihat aura penyesalan dan kesedihan yang mendalam di wajah gadis itu.
Tanpa disadarinya, Sam mengangkat wajah Rani dan menatapnya dalam- dalam seolah ingin berkata, ‘Bagilah sedikit dukamu padaku’. Tak lama setelah itu, Sam memeluk dirinya erat, sangat erat. Rani membalas pelukan itu dengan sengaja, karena di seberang jalan, dia melihat Priya sedang memperhatikan mereka.
                                                                        *#*#*#*#
“I love you. Main tumse bahot pyaar karti hoon” Bisik Priya tepat di telinga Sam. Malam itu mereka berdua sedang duduk di taman belakang bungalow keluarga Priya. Mendengar itu, bukannya senang, Sam malah bergidik ngeri. Bagaimana tidak, Priya mengungkapkan itu tepat di telinganya. Tak lama setelah itu, Priya meraih kedua tangan Sam dan melingkarkan ke pinggangnya sendiri. Nafasnya menderu di leher pria tampan itu. Hampir saja membuat Sam kehilangan kendali
“Kau aneh!” Ucap Sam tiba- tiba. Tanpa sengaja dia menghempaskan tubuh seksi Priya ke sudut kursi. Dia buru- buru mengucapkan maaf lalu bergegas berdiri dari situ sebelum ada orang lain yang melihat mereka.
“Kenapa? Kenapa harus Rani?” Teriak Priya padanya saat dia melihat Sam hendak bergegas meninggalkannya. Beruntung tak ada orang lain selain mereka saat itu
“Karena setidaknya dia punya harga diri”
                                                                        *#*#*#*#
Malam ini merupakan malam yang ditunggu- tunggu kedua keluarga Addie dan Priya. Malam ini merupakan malam pertunangan mereka. Perdana Menteri Mukesh tampak hadir di acara yang sangat penting itu. Semua adat telah selesai dilaksanakan. Hingga tibalah prosesi tukar cincin. Priya tanpa disangka- sangka justru membuang cincin berlian bernilai ratusan juta itu jauh- jauh. Semua orang bingung, termasuk Addie sendiri
“Aku tak bisa melanjutkan ini. Aku tak mencintai Addie”
“Priya! Jangan bodoh!” Bisik Papa Mamanya, tapi dia tak peduli.
“Aku mencintai Sam! Kalaupun pertunangan ini harus berlangsung hanya akan ada Sam yang memasangkan cincin di jari manisku. Kalau tidak, aku lebih baik bunuh diri” Semua orang tercengang. Semua orang kecuali satu, RANI! Ini yang dia harapkan dan dia tunggu- tunggu. Rani sadar betul sebenarnya Priya tak mencintai Sam. Rani hafal betul sikap gadis manja itu. Dia hanya terobsesi untuk merebut Sam dari Rani. Itu saja! Itu sebabnya Rani memutuskan untuk memanas- manasi dirinya dengan berpura- pura dekat dengan Sam
“Apa- apaan ini? Pak Perdana Menteri? Kenapa mempermalukan keluarga kami?” Teriak Ibunda dari Addie. Perdana Menteri Mukesh terlihat menutup wajahnya yang memerah dengan tangan kanannya. Dia merasa benar- benar malu. Putri satu- satunya mempermalukan dirinya di hadapan umum dan di depan reporter infotainment yang meliput acara pertunangan itu.
Saat suasana benar- benar tegang. Bungalow itu tiba- tiba gelap gulita. Seseorang, yang tak lain adalah Rani dengan sengaja memutuskan aliran listrik. Saat gelap gulita itulah dia membawa Perdana Menteri Mukesh ke sebuah gudang yang sudah disiapkannya terlebih dahulu.
“Welcome Mukesh Ji” Bisik Rani padanya saat ia tersadar. Saat itu, tangan dan kakinya sudah diikat.
“Kau? Kau tahu siapa aku? Lepaskan aku”
“Ckckckck, Perdana Menteri yang malang”
“Siapa kau?”
“Kau tak tahu aku siapa? Hmm, ya, aku ingat, kau tak datang di sidang perdana kemarin ‘kan? Kau sedang rapat ya?”
“Shiv? Kau adiknya Shiv?”
“Ya, dan AKU JUGA PUTRINYA PAK AHUJA YANG KAU BUNUH BERSAMA ISTRINYA” Teriak Rani. Emosinya benar- benar meledak.
“Cuih, kau bodoh! Lima menit lagi orang- orangku akan segera menemukanmu”
“Kau yang bodoh! Telepon genggammu aku buang saat di perjalanan menuju kesini. Mereka tak bisa melacakmu!”
“So, Mukesh Ji, bagaimana perasaanmu dipermalukan oleh putrimu sendiri? Menyenangkan bukan? Oh, tunggu dulu, kau belum tahu berita bahagia selanjutnya! Putrimu, yang sangat kau sayangi itu, barusan bunuh diri karena ditolak cintanya oleh Sam. Dan kau tahu siapa yang dicintai Sam? Aku!”
“Putriku?”
“Kau baru kehilangan satu, bangsat! Aku sudah kehilangan semuanya! Kau lihat pistol ini? Sebenarnya aku sangat ingin menembakmu dengan ini. Dhishqyaun! Dhishqyaun! Tapi tidak kulakukan! Aku ingin menyiksamu, sedikit demi sedikit, sedikit demi sedikit”
“Lepaskan aku!”
“Tu.. tunggu dulu. Kau belum lihat gambar terakhir putrimu kan? Aku sudah mendownloadnya. Beritanya langsung tersebar di situs berita online” Rani menggebu- gebu menunjukkan gambar Priya kepada Mukesh. Membuat Priya tambun yang terikat di depannya ini terbakar emosi. Tali yang tadi mengikatnya sudah lepas. Mukesh buru- buru melepas tali di kakinya.
Dengan sigap ditariknya rambut panjang Rani. Dijambaknya berkali- kali. Rani bukannya merasa kesakitan malah meludah ke wajah Mukesh. Beruntung dia memakai legging sehingga memudahkan dirinya untuk bergerak lebih leluasa.
“Come! Pukul aku!” Tantang Rani. Mukesh mendekat. Ditendangnya perut Rani dengan sangat keras, hingga membuat gadis mungil itu terpental jauh. Dari mulut dan hidungnya berceceran darah segar.
“Ayo! Hajar lagi!” Kali ini Mukesh meninju wajahnya berkali- kali. Hingga cincin yang melingkar di jari manisnya rusak. Saat itulah Rani bangkit. Dia mendorong tubuh tambun Mukesh ke belakang. Setengah terbang, dia mendaratkan tendangan ke wajah Mukesh. Satu per satu tinju melayang.
Rani menghajarnya berkali- kali sampai Mukesh terjatuh ke lantai.
“Tanpa anak buahmu kau bukan apa- apa!” Rani menarik pelatuk pistolnya. Dengan sigap ditembaknya sekali tepat ke ulu hati Mukesh. Ditembaknya sekali lagi di kepala. Kemudian sisa peluru dihabiskan ke bagian jantung dan bagian perut.
Setelah menghabisi Mukesh dengan tangannya sendiri, Rani menangis puas. Dendamnya telah terbalaskan.

                                                                        *#*#*#*#
“Rani, Rani, kau tak apa? Kau baik- baik saja?” Suara Sam mengagetkannya. Pistol yang tadi dia pakai untuk menembak mati Mukesh masih berada di tangannya. Dia terduduk lemas di sebuah kursi yang tadinya dia pergunakan untuk menyandera Mukesh. Rani terlihat mengangkat sedikit kepalanya yang tertunduk, lalu dia kembali menatap lantai.
“Bagaimana kau bisa tahu aku disini?” Tanyanya lemah kepada Sam yang menatap dirinya dengan penuh rasa tidak percaya. Sedetik kemudian, Sam mengangkat bahunya.
“Aku melacak nomormu dari smartphone ini”
“Did you kill him?”
“I think so. Kurasa begitu.”
“Shit! Shit! Shit!” Sam menutup wajahnya dengan kedua tangan. Dia tak menyangka Rani akan senekad itu. Ya, dia tahu bahwa gadis yang sedang dicintainya ini sangat membenci Mukesh. Bahkan sejak di pesta tadi pun, Sam sudah menyadari bahwa Mukesh sudah lama menjadi target Rani. Tapi kenapa harus dibunuh?
“Ok Rani, Rani! Listen to me, dengarkan aku!” Sam mengangkat wajah Rani yang masih tertunduk lemas, terlihat keringat mengucur deras dari wajahnya yang penuh darah karena dihajar oleh Mukesh.
“YOU- NEVER- DO- THIS!” Tegasnya pada Rani.
“Kau tak pernah melakukan ini” Sam mengambil alih pistol dari genggaman Rani. Dengan dupatta ungu bermotif polkadot pink milik Rani, dia membersihkan pistol itu dengan tujuan untuk menghilangkan sidik jari.
“Kau tak pernah melakukan ini! Kau sama sekali tak tahu tentang pembunuhan ini. Sekarang, kau pergilah sejauh mungkin dari tempat ini. Aku yang akan menggantikan posisimu”
“Sam, kau.. Kau tahu apa yang sedang kau katakan?”
“Entahlah, tapi, yah, sebentar lagi polisi akan menuju kesini, Rani! Aku sudah memberitahu polisi” Rani tercengang. Lantas untuk apa Sam melapor polisi jika akhirnya dia rela menggantikan posisi Rani. Melihat Rani yang mengernyitkan keningnya, Sam melanjutkan.
“Aku mencemaskanmu. Aku selalu memperhatikanmu. Saat Bungalow gelap gulita dan kudapati kau sudah tak ada disana, aku tahu kau yang melarikan Mukesh. Aku bergegas melacakmu. Aku takut kau tak sanggup menghadapi Pak Mukesh seorang diri. Saat sudah tiba disini, aku bergegas melapor kepada pengawal pribadi Pak Mukesh. Tapi ternyata, kau malah berhasil mengalahkannya. You’re tough enough, Rani.”
“Tapi, apa yang akan kau katakan pada polisi itu? Mengatakan bahwa kaulah pembunuhnya”
“Aku akan bilang, aku melihat Pak Mukesh berusaha membunuhmu, dan aku berusaha menyelamatkan dirimu dengan menembakinya. Cepat pergilah, Rani!”
“No, I go nowhere. Aku tak mungkin membiarkanmu terlibat masalah. Kau tak akan pernah bisa membayangkan hukuman apa yang kau dapatkan karena membunuh Perdana Menteri. Berikan pistolnya” Rani berusaha meraih pistol, tapi Sam menyimpan pistol itu ke punggungnya, seolah tak ingin memberikannya pada Rani
“Berikan, please, berikan padaku!” Pinta Rani, setengah memelas dan hampir menangis
“Dengan satu syarat, kau mau menerima pertolonganku”
“Pertolongan apa?”
“Aku harus menjadi pengacaramu di pengadilan nanti”
“Pengacara, kau? I can’t believe this” Pekik Rani. Sam mendekatkan wajahnya ke telinga Rani, dan berbisik lembut,
“Masih ada banyak hal yang belum kau ketahui tentangku, darling! Dan kalau kau ingin tahu lebih banyak, terimalah syaratku tadi”
                                                            *#*#*#*#
“Jadi, yang mulia, pada saat itu, Rani hanya berusaha menyelamatkan dirinya sendiri” Sam menutup penyataannya di sidang ketiga Rani siang itu. Dia tak perlu berpanjang lebar memberikan pembelaan terhadap kliennya. Lagi pula dakwaan yang ditujukan pada Rani oleh Jaksa Penuntut Umum tidaklah terlalu merepotkan.
Setelah mempertimbangkan semua dakwaan beserta pembelaan, Hakim memutuskan Rani tidak bersalah. Dan oleh pihak kepolisian Mumbai dia diberikan penghargaan karena telah menangkap penjahat kelas berat seperti Perdana Menteri Mukesh dan membuktikan bahwa Mukesh memang benar bersalah dalam kasus penjualan wanita di bawah umur. Dia kembali diterima bekerja di kepolisian Mumbai, dan mutasi terhadapnya dibatalkan saat itu juga.
“Selamat ya, Rani!” Sam memberikan ucapan saat mereka hanya tinggal berdua di luar pengadilan.
“Thank you very much Sam. Aku tak tahu apa yang akan terjadi padaku sampai kau ada disana menyelamatkanku, lagi.”
“Hm, apa lagi yang bisa kuperbuat Madam, sepertinya aku memang diciptakan hanya untuk melindungimu saja.”
“Hahaha, kau pintar bercanda”
“Okay lah, sepertinya memang tugasku disini sudah selesai. I gotta go back to London”
“Siang ini? Kenapa cepat sekali”
“Itu kalimat yang sama beberapa saat lalu, saat aku bilang aku harus pergi karena Addie sudah menungguku di bawah” Sam mendekatkan wajahnya, hingga memaksa Rani mundur beberapa langkah. Dengan lembut, lagi- lagi dia berbisik ke telinga Rani
“Kau tak pernah mencintaiku ‘kan?” Tanyanya pelan, bahkan sangat pelan. Rani menggeleng, tapi secepat mungkin dia mengangguk malu, lalu menggeleng lagi. Pertanyaan Sam menjebaknya.
“Apa kau masih tertarik untuk mengetahui kehidupanku lebih banyak? Kukira aku cukup baik untukmu”
“Aku? Saaamm, itu terdengar seperti, hmm, seolah- olah kau, kau sedang melamarku”
“Tidak Rani, tadi aku sedang kumur- kumur (sambil cakar tembok)”
“I do”
“You do what?”
“Kalau itu tadi lamaran, aku mau. Kalau itu tadi kau baru menyampaikan cinta, aku mau. Kalau itu tadi kau bilang apa aku masih tertarik untuk mengetahui kehidupanmu lebih banyak, aku juga mau.”
“Terdengar sangat pasrah, ya?”
“Well, Sam, aku vegetarian”
“Me too”
“Aku tak suka tempat yang berantakan”
“Bisa disesuaikan”
“Aku tak pintar masak”
“Kita bisa sama- sama belajar”
“Aku tak suka tidur di spring bed”
“Tidur di lantai berdua denganmu, terdengar lebih baik. Apa kita perlu tidur di teras sekalian?”
“Kalau mimpi buruk aku suka mengigau”
“Madam, aku baru melamarmu! Bukan menginterview karyawan baru”
“Aku kira kau ingin tahu tentang kehidupanku”
“Yes Ma’am. Aku akan mempelajarinya setelah kita menikah. Sekarang, bisa kita pergi makan siang? Aku lapar sekali”
                                                                        *#*#*#*#

The End

Minggu, 02 Februari 2014

Terjemahan Lirik Malang, Siddharth Mahadevan and Shilpa Rao, Ost. Dhoom 3

MALANG
Movie : Dhoom 3

Ishq labon pe, ishq duaa mein..
Jism mein, rooh mein, ishq rava rava ravaa ravaan..
Ishq nazar mein, ishq bashar mein..
Aks mein raks mein, ishq ke nishan nishan nishaan nishaan..

Ada cinta di bibir, ada cinta di dalam do'a
Di tubuh, jiwa, cinta mengalir
Cinta ada di mata, cinta ada pada setiap manusia,
Di dalam gambar, dan tarian gila, ada tanda- tanda cinta

Dum malang malang dum dum malang malang
Malang malang dum dum malang malang
Malang malang dum ishq ishq hai malang mera..

Malang, malang, malang, karena cinta
Cintaku benar- benar malang, malang 

Ishq hai aawara, ishq hai banjaara..
Ishq hai angaara..
Rahta hai, behta hai ye ishq zarron mein..
Ishq mein mit jaaoon, ishq mein beh jaaoon..
Ishq mein ho jaaoon fana fana fanaa fanaa..

Cinta adalah gelandangan, cinta adalah pengembara,
Cinta bagaikan bola api
Dia hidup, dan menyebar
Aku berharap bisa bisa mengakhiri diriku dalam cinta, mengalir dalam cinta ini
Aku berharap bisa menghancurkan diriku sendiri dalam cinta 

Dum malang malang dum dum malang malang
Malang malang dum dum malang malang
Malang malang dum ishq ishq hai malang mera..

Meri mannaton mein, meri jannaton mein..
Tera hi tera shumaar hai..
Meri chaahaton pe, meri raahaton pe..
Tera hi tera khumaar hai..
Malang malang main, tere liye hi hoon malang main..

Dalam harapanku, dalam surgaku,
Hanya ada penampakan dirimu
Dalam cintaku, dalam keberadaanku,
Hanya ada kemabukan dalam cintamu 

Meri ulfaton mein, meri shiddaton mein..
Sajdon mein tera hi noor hai..
Teri bekhudi mein, teri dilkashi mein
Teri bandagi mein dil choor hai..
Malang malang main, tere liye hi hoon malang main..

Dalam cintaku, dalam ketegasanku,
Dalam do'aku, hanya ada cahaya keindahanmu
Dalam kemabukan akanmu, dalam cintamu hatiku,
Dalam kebudakanmu, hatiku terbenam

Main yahaan wahaan jaaoon jahaan darbadar badar
Tere liye rahti hoon besabar sabar
Teri bekaraariyon mein ishq ishq hai malang mera..

Aku pergi kesana kemari, kemanapun, bagaikan gelandangan,
Aku menjadi tidak sabaran hanya untukmu saja
Dalam kegundahanmu, cintaku malang

Dum malang malang dum dum malang malang
Malang malang dum dum malang malang
Malang malang dum ishq ishq hai malang mera..

Terjemahan Lirik Kamli Sunidhi Chauhan, Ost. Dhoom 3

Ni Main Kamli Kamli Lyrics Translation [Dhoom 3]

Movie: Dhoom 3
Music: Pritam
Singer: Sunidhi Chauhan
Lyrics: Amitabh Bhattacharya


Main ruthiya yaar manaavangi
Har chilman phoonk jalaavangi
Jad patthar Ranjha pighlega
Tad main Kamli kehlaavangi

Aku akan memakan para pencinta yang marah
Aku akan membakar setiap kecemburuan di antara kita
Ketika pencinta berhati sekeras batu meleleh,
Aku akan disebut gila
Mere mahiya sanam jaanam
ki main kareyaan
nami daanam
shab guzri te jag soya
ni main jageya nami daanam

Wahai satu- satunya cintaku
Aku tak tahu apa yang sedang aku lakukan
Malam- malam telah berlalu dan dunia tidur sepanjang malam
Tapi aku tak tahu kenapa aku masih tetap terjaga 
ni main kamli kamli
ni main kamli kamli mere yaar di

Aku gila, aku gila,
Aku tergila- gila akan cinta 
Jheel dil ko kar gaya tu
Dariya dariya mere yaara
Ankhiyaan de mohalle mein
har shaam tera aalam

Kau telah merubah danau cintaku,
menjadi sebuah sungai yang mengalir
Dalam pandangan mata,
Setiap senja, ada cuacamu disana 
Shab guzri te jag soya
Ni main jagiya nami danam
Mere mahiya sanam jaanam
Ki main kariya nami danam
Shab guzri te jag soya
Ni main jagiya nami danam
Main to pehan ke saafa kesariya
Jugni jogan ban jaaun
Surme de kaale jaadu se
keh de to jog bhulaoon

Aku akan menggunakan turban di kepala
Dan akan berubah menjadi biarawati yang menyala
Katakan padaku, aku akan membuatmu melupakan keajaiban,
melalui sihir hitam di celak mataku 
Main tan seher di thandi shabnam ha
Gulshan ka itar churaaun
Rukh badloon to sailaab hoon main
Parbat bhi cheer dikhaaoon

Aku adalah embun dingin di pagi hari,
Aku mencuri wewangian dari taman,
Jika aku merubah caraku, aku akan menjadi bencana,
aku bahkan bisa meleburkan batu
Bekhudi mein tu khudi ka zariya zariya mere yaara
Jhaalar main sitaro ka, chand warga tu yaaram

Di bawah sadarmu, kau adalah sebuah kebanggaan, cinta
Aku adalah taman penuh bintang, dan kau bagaikan bulan, cinta 
Shab guzri te jag soya
Ni main jagiya nami danam

Terjemahan Lirik Uska Hi Banana- Arijit Singh, ost 1920: Evil Returns

Jab Bana Uska hi Bana: Lyrics Translation (1920 Evil Returns)

Movie: 1920 Evil Returns
Music: Chirantan Bhatt
Lyrics: Manoj Yadav
Singer: Arijit Singh

Meri kismat ke har ek panne pe
Mere jeete ji, baad marne ke
Mere har ek kal har ek lamhe mein
Tu likh de mera use
Har kahaani me saare kisson me
Dil ki duniya ke sachche rishton mein
Zindagani ke saare hisson mein
Tu likh de mera use
Aye Khuda, aye Khuda, jab bana uska hi bana
Aye Khuda, aye Khuda, jab bana uska hi bana

Disetiap halaman takdirku
Selama hidupku, setelah kematianku
Di semua masa depanku, di setiap momen hidupku 
Tuliskanlah dia untukku
Di semua cerita dan dongeng
Di hubungan nyata dari dunia hati
di semua bagian hidup
Tuliskanlah dia untukku
Ya Tuhan, Ya Tuhan, setiap kali Kau menciptakan aku,
Buatlah dia menjadi milikku

Uska hoon us mein hoon us se hoon
Usi ka rehne de
Main toh pyaasa hoon
hai dariya woh zariya woh jeene ka mere
Mujhe ghar de gali de sheher de
Usi ke naam ke
Kadam ye chale ya ruke ab usi ke vaaste
Dil mujhe de agar, dard de uska par
Uski ho woh hansee, goonje jo mera ghar
Aye Khuda aye Khuda jab bana uska hi bana
Aye Khuda aye Khuda jab bana uska hi bana

Aku miliknya, padanya, darinya, 
izinkan aku tetap menjadi miliknya saja,
Aku kehausan,
Dia adalah sungai, bagian dari hidupku
Berikan aku rumah, alamat, kota, hanya atas namanya
Kaki ini hanya melangkah dan berhenti untuknya saja
Jika Kau berikan aku hati, berikan aku hanya rasa sakitnya saja
Tawaku untuknya, ketika rumahku berisik,
Ya Tuhan, ya Tuhan, setiap kali Kau menciptakan aku, buatlah dia menjadi milikku

Mere hisse ki khushi ko hansi ko
Tu chahe aadha kar
Chahe le le tu meri zindagi par
Ye mujh se vaada kar
Uske ashqon pe, ghamon pe dukhon pe
Har uske zakhm par
Haq mera hi rahe har jagah har ghadi haan umr bhar
Ab faqat ho yahi woh rahe mujh me hi
Woh juda kehne ko bichhde na par kabhi
Aye Khuda aye Khuda jab bana uska hi bana
Aye Khuda aye Khuda jab bana uska hi bana

Bahkan jika Kau mengurangi separuh kebahagiaan dan senyumku
Bahkan jika Kau mengambil nyawaku
Berjanjilah padaku
Dalam tangisnya, kesedihannya, dukanya, di setiap luka hatinya
Hanya aku yang berada disana, sepanjang hidupnya
Sekarang, hanya ini yang akan terjadi, dia harus hidup denganku
Dia tak akan pernah terpisah dariku, bahkan walau hanya ucapan saja
Ya Tuhan, setiap kali Kau menciptakan aku, jadikanlah dia milikku 

Meri kismat ke har ek panne pe
Mere jeete jee baad marne ke
Mere har ek kal, har ek lamhe me
Tu likh de mera use
Ae Khuda Ae khuda
Aye Khuda Aye khuda